JAKARTA – PTPN III (Persero) memperkuat ekspor komoditas perkebunan unggulan Indonesia melalui kerja sama dengan 22 mitra strategis dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025.
Penandatanganan 23 nota kesepahaman (MoU) tersebut melibatkan sektor kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, tembakau, dan produk turunannya.
Kolaborasi ini menjadi simbol dari semangat baru dalam diplomasi ekonomi Indonesia. PTPN III tidak hanya menargetkan peningkatan volume ekspor, tetapi juga memperkuat nilai tambah dengan mendiversifikasi produk dan mengintegrasikan rantai pasok global.
Ajang TEI 2025 menjadi ruang strategis untuk mempertemukan pelaku industri perkebunan dengan mitra dagang internasional dari berbagai kawasan dunia.
Dari seluruh sektor yang terlibat, industri sawit mendapat sorotan utama. Sawit, sebagai komoditas ekspor terbesar Indonesia, kini menghadapi tuntutan untuk menjual tidak hanya CPO (minyak sawit mentah) tetapi juga produk olahan bernilai tinggi.
Melalui kerja sama yang dijalin di TEI 2025, PTPN III menunjukkan komitmen memperluas pasar dan memperkuat branding global sawit Indonesia. Kerja sama mencakup penyediaan bahan baku, pengembangan produk turunan, serta penelitian dan inovasi di bidang energi nabati, pangan, dan kosmetik berbasis sawit.
Strategi ini menegaskan bahwa Indonesia tengah bertransformasi dari sekadar pemasok bahan mentah menjadi produsen bernilai tambah. Kolaborasi global menjadi jembatan untuk memperluas pasar, memperkuat daya saing, dan mempercepat hilirisasi.
PTPN III menekankan bahwa arah kebijakan ekspor ke depan tidak lagi berorientasi pada volume semata. Fokus utama kini bergeser pada value creation, yaitu kemampuan menciptakan nilai ekonomi tambahan melalui hilirisasi.
Produk turunan sawit seperti oleokimia, biodiesel, margarin, dan bahan pangan siap ekspor menjadi contoh konkret. Hilirisasi tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di dalam negeri serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Selain itu, kerja sama dengan mitra luar negeri juga mencakup transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mempercepat adopsi inovasi dan meningkatkan efisiensi produksi di seluruh lini perkebunan.
Dalam ajang TEI 2025, PTPN III menandatangani 23 nota kesepahaman dengan 22 mitra strategis yang berasal dari berbagai negara tujuan ekspor utama, termasuk kawasan Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Kesepakatan tersebut meliputi:
Langkah ini diharapkan memperluas jejaring pasar dan memperkuat citra produk perkebunan Indonesia sebagai komoditas yang berdaya saing tinggi dan berstandar global.
TEI 2025 menunjukkan bahwa diplomasi perdagangan Indonesia tidak lagi terbatas pada penjualan komoditas mentah, melainkan bergerak menuju kolaborasi industri.
Pola baru ini melibatkan mitra internasional dalam riset, pembiayaan, dan distribusi, sehingga membentuk hubungan dagang yang lebih berkelanjutan.
Dalam konteks sawit, kolaborasi global dapat memperkuat posisi Indonesia di tengah kampanye negatif terhadap produk sawit. Dengan mengedepankan transparansi, keberlanjutan, dan kualitas, industri sawit Indonesia dapat membangun citra positif dan menembus pasar baru.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor juga membuka peluang untuk integrasi produk sawit dalam ekosistem energi terbarukan dunia. Misalnya, pengembangan biofuel generasi baru yang sejalan dengan komitmen global terhadap penurunan emisi karbon.
Langkah ekspor dan kolaborasi global yang dilakukan PTPN III berpotensi memberikan efek berganda bagi ekonomi nasional. Selain meningkatkan devisa, kerja sama ini juga dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung seperti logistik, riset agribisnis, dan industri kemasan.
Di sisi lain, kerja sama dengan mitra strategis juga akan memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia di pasar global.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN terus mendorong agar setiap perjanjian ekspor diikuti dengan komitmen investasi, pengembangan SDM, dan penerapan prinsip keberlanjutan.
Ke depan, strategi PTPN III diproyeksikan akan menjadi model bagi BUMN lain dalam memperluas pasar ekspor berbasis kolaborasi.
Pendekatan ini menegaskan bahwa kekuatan Indonesia tidak hanya terletak pada sumber daya alam, tetapi juga pada kemampuan membangun jejaring global yang saling menguntungkan.
Partisipasi PTPN III (Persero) dalam Trade Expo Indonesia 2025 menandai babak baru dalam arah ekspor komoditas nasional.
Dengan menandatangani 23 MoU bersama 22 mitra strategis, perusahaan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perkebunan global, khususnya sektor sawit.
Langkah ini menegaskan ekspor sawit sebagai strategi nasional untuk mencipta nilai tambah dan memperkuat daya saing global.
JAKARTA – PTPN III (Persero) memperkuat ekspor komoditas perkebunan unggulan Indonesia melalui kerja sama dengan 22 mitra strategis dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025.
Penandatanganan 23 nota kesepahaman (MoU) tersebut melibatkan sektor kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, tembakau, dan produk turunannya.
Kolaborasi ini menjadi simbol dari semangat baru dalam diplomasi ekonomi Indonesia. PTPN III tidak hanya menargetkan peningkatan volume ekspor, tetapi juga memperkuat nilai tambah dengan mendiversifikasi produk dan mengintegrasikan rantai pasok global.
Ajang TEI 2025 menjadi ruang strategis untuk mempertemukan pelaku industri perkebunan dengan mitra dagang internasional dari berbagai kawasan dunia.
Dari seluruh sektor yang terlibat, industri sawit mendapat sorotan utama. Sawit, sebagai komoditas ekspor terbesar Indonesia, kini menghadapi tuntutan untuk menjual tidak hanya CPO (minyak sawit mentah) tetapi juga produk olahan bernilai tinggi.
Melalui kerja sama yang dijalin di TEI 2025, PTPN III menunjukkan komitmen memperluas pasar dan memperkuat branding global sawit Indonesia. Kerja sama mencakup penyediaan bahan baku, pengembangan produk turunan, serta penelitian dan inovasi di bidang energi nabati, pangan, dan kosmetik berbasis sawit.
Strategi ini menegaskan bahwa Indonesia tengah bertransformasi dari sekadar pemasok bahan mentah menjadi produsen bernilai tambah. Kolaborasi global menjadi jembatan untuk memperluas pasar, memperkuat daya saing, dan mempercepat hilirisasi.
PTPN III menekankan bahwa arah kebijakan ekspor ke depan tidak lagi berorientasi pada volume semata. Fokus utama kini bergeser pada value creation, yaitu kemampuan menciptakan nilai ekonomi tambahan melalui hilirisasi.
Produk turunan sawit seperti oleokimia, biodiesel, margarin, dan bahan pangan siap ekspor menjadi contoh konkret. Hilirisasi tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di dalam negeri serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Selain itu, kerja sama dengan mitra luar negeri juga mencakup transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mempercepat adopsi inovasi dan meningkatkan efisiensi produksi di seluruh lini perkebunan.
Dalam ajang TEI 2025, PTPN III menandatangani 23 nota kesepahaman dengan 22 mitra strategis yang berasal dari berbagai negara tujuan ekspor utama, termasuk kawasan Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Kesepakatan tersebut meliputi:
Langkah ini diharapkan memperluas jejaring pasar dan memperkuat citra produk perkebunan Indonesia sebagai komoditas yang berdaya saing tinggi dan berstandar global.
TEI 2025 menunjukkan bahwa diplomasi perdagangan Indonesia tidak lagi terbatas pada penjualan komoditas mentah, melainkan bergerak menuju kolaborasi industri.
Pola baru ini melibatkan mitra internasional dalam riset, pembiayaan, dan distribusi, sehingga membentuk hubungan dagang yang lebih berkelanjutan.
Dalam konteks sawit, kolaborasi global dapat memperkuat posisi Indonesia di tengah kampanye negatif terhadap produk sawit. Dengan mengedepankan transparansi, keberlanjutan, dan kualitas, industri sawit Indonesia dapat membangun citra positif dan menembus pasar baru.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor juga membuka peluang untuk integrasi produk sawit dalam ekosistem energi terbarukan dunia. Misalnya, pengembangan biofuel generasi baru yang sejalan dengan komitmen global terhadap penurunan emisi karbon.
Langkah ekspor dan kolaborasi global yang dilakukan PTPN III berpotensi memberikan efek berganda bagi ekonomi nasional. Selain meningkatkan devisa, kerja sama ini juga dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung seperti logistik, riset agribisnis, dan industri kemasan.
Di sisi lain, kerja sama dengan mitra strategis juga akan memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia di pasar global.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN terus mendorong agar setiap perjanjian ekspor diikuti dengan komitmen investasi, pengembangan SDM, dan penerapan prinsip keberlanjutan.
Ke depan, strategi PTPN III diproyeksikan akan menjadi model bagi BUMN lain dalam memperluas pasar ekspor berbasis kolaborasi.
Pendekatan ini menegaskan bahwa kekuatan Indonesia tidak hanya terletak pada sumber daya alam, tetapi juga pada kemampuan membangun jejaring global yang saling menguntungkan.
Partisipasi PTPN III (Persero) dalam Trade Expo Indonesia 2025 menandai babak baru dalam arah ekspor komoditas nasional.
Dengan menandatangani 23 MoU bersama 22 mitra strategis, perusahaan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perkebunan global, khususnya sektor sawit.
Langkah ini menegaskan ekspor sawit sebagai strategi nasional untuk mencipta nilai tambah dan memperkuat daya saing global.
JAKARTA – PTPN III (Persero) memperkuat ekspor komoditas perkebunan unggulan Indonesia melalui kerja sama dengan 22 mitra strategis dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025.
Penandatanganan 23 nota kesepahaman (MoU) tersebut melibatkan sektor kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, tembakau, dan produk turunannya.
Kolaborasi ini menjadi simbol dari semangat baru dalam diplomasi ekonomi Indonesia. PTPN III tidak hanya menargetkan peningkatan volume ekspor, tetapi juga memperkuat nilai tambah dengan mendiversifikasi produk dan mengintegrasikan rantai pasok global.
Ajang TEI 2025 menjadi ruang strategis untuk mempertemukan pelaku industri perkebunan dengan mitra dagang internasional dari berbagai kawasan dunia.
Dari seluruh sektor yang terlibat, industri sawit mendapat sorotan utama. Sawit, sebagai komoditas ekspor terbesar Indonesia, kini menghadapi tuntutan untuk menjual tidak hanya CPO (minyak sawit mentah) tetapi juga produk olahan bernilai tinggi.
Melalui kerja sama yang dijalin di TEI 2025, PTPN III menunjukkan komitmen memperluas pasar dan memperkuat branding global sawit Indonesia. Kerja sama mencakup penyediaan bahan baku, pengembangan produk turunan, serta penelitian dan inovasi di bidang energi nabati, pangan, dan kosmetik berbasis sawit.
Strategi ini menegaskan bahwa Indonesia tengah bertransformasi dari sekadar pemasok bahan mentah menjadi produsen bernilai tambah. Kolaborasi global menjadi jembatan untuk memperluas pasar, memperkuat daya saing, dan mempercepat hilirisasi.
PTPN III menekankan bahwa arah kebijakan ekspor ke depan tidak lagi berorientasi pada volume semata. Fokus utama kini bergeser pada value creation, yaitu kemampuan menciptakan nilai ekonomi tambahan melalui hilirisasi.
Produk turunan sawit seperti oleokimia, biodiesel, margarin, dan bahan pangan siap ekspor menjadi contoh konkret. Hilirisasi tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di dalam negeri serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Selain itu, kerja sama dengan mitra luar negeri juga mencakup transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mempercepat adopsi inovasi dan meningkatkan efisiensi produksi di seluruh lini perkebunan.
Dalam ajang TEI 2025, PTPN III menandatangani 23 nota kesepahaman dengan 22 mitra strategis yang berasal dari berbagai negara tujuan ekspor utama, termasuk kawasan Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Kesepakatan tersebut meliputi:
Langkah ini diharapkan memperluas jejaring pasar dan memperkuat citra produk perkebunan Indonesia sebagai komoditas yang berdaya saing tinggi dan berstandar global.
TEI 2025 menunjukkan bahwa diplomasi perdagangan Indonesia tidak lagi terbatas pada penjualan komoditas mentah, melainkan bergerak menuju kolaborasi industri.
Pola baru ini melibatkan mitra internasional dalam riset, pembiayaan, dan distribusi, sehingga membentuk hubungan dagang yang lebih berkelanjutan.
Dalam konteks sawit, kolaborasi global dapat memperkuat posisi Indonesia di tengah kampanye negatif terhadap produk sawit. Dengan mengedepankan transparansi, keberlanjutan, dan kualitas, industri sawit Indonesia dapat membangun citra positif dan menembus pasar baru.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor juga membuka peluang untuk integrasi produk sawit dalam ekosistem energi terbarukan dunia. Misalnya, pengembangan biofuel generasi baru yang sejalan dengan komitmen global terhadap penurunan emisi karbon.
Langkah ekspor dan kolaborasi global yang dilakukan PTPN III berpotensi memberikan efek berganda bagi ekonomi nasional. Selain meningkatkan devisa, kerja sama ini juga dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung seperti logistik, riset agribisnis, dan industri kemasan.
Di sisi lain, kerja sama dengan mitra strategis juga akan memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia di pasar global.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN terus mendorong agar setiap perjanjian ekspor diikuti dengan komitmen investasi, pengembangan SDM, dan penerapan prinsip keberlanjutan.
Ke depan, strategi PTPN III diproyeksikan akan menjadi model bagi BUMN lain dalam memperluas pasar ekspor berbasis kolaborasi.
Pendekatan ini menegaskan bahwa kekuatan Indonesia tidak hanya terletak pada sumber daya alam, tetapi juga pada kemampuan membangun jejaring global yang saling menguntungkan.
Partisipasi PTPN III (Persero) dalam Trade Expo Indonesia 2025 menandai babak baru dalam arah ekspor komoditas nasional.
Dengan menandatangani 23 MoU bersama 22 mitra strategis, perusahaan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perkebunan global, khususnya sektor sawit.
Langkah ini menegaskan ekspor sawit sebagai strategi nasional untuk mencipta nilai tambah dan memperkuat daya saing global.
InfoKomoditas.com adalah portal informasi yang menyajikan berita, analisis, dan tren terkini seputar berbagai komoditas perkebunan, meliputi kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, kakao, dan tembakau.
Dapatkan berita penting langsung di kotak masuk Anda dan tetap terhubung!

